6.05.2008

Moral pendidikan

Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk membangun kepribadian dalam siri manusia. Pendidikan dalam hemat saya adalah usaha realistis untuk mencerdaskan manusia, dimana ada 3 hal penting yang menjadi sasarannya. Tiga sasarna yang hendak dicapai itu adalah serdas pikiran, serdas hati, dan cerdas tingkah laku. Ketiganya itu akan menjadi sangat penting apabila berhasil dipenuhi dalam pendidikan. Jika salah satu tidak terpenuhi, maka akan terjadi ketimpangan, karena pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Manusia bukan semata-mata hidup sebagai adanya manusia, tapi manusia itu berkewajiban mewujudkan sifat kemanusiaannya dalam hal ini ternyata moral mempunyai sisi penting dan vital dalam konsep kehidupan bermasyarakat. Cerdas pikiran saja bukan menjadi jaminan bahwa seseorang itu akan dihargai oleh masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari atyau di lingkungan sekitar kita mungkin kita akan banyak menemui orang-orang yang berpendidikan tinggi tetapi tidak mempunyai etika moral yang baik. Lihat para pemimpin-pemimpin kita, para birokrat, dan para pejabat pemerintahan mereka adalah orang-orang yang terdidik serta mempunyai seabrek gelar dan sebagainya. Namun mereka melakukan penyelewengan dengan cara korupsi, kolusi dan nefotisme.
Ironis ketika kita melihat semua itu, ternyata pendidikan kita selama ini hanya mencetak orang-orang yang cerdas pikiran dan belum membina manusia yang cerdas hati dan cerdas tingkah laku. Proses pendidikan kita belum berhasil mewujudkan sifat-sifat kemanusiaan yang ada pada diri manusia itu senfiri. Pendidikan yang bertugas menjaga nilai-nilai luhur masyarakat telah kehilangan jati dirinya dan roh pendidikan sedikit demi sedikit mulai tercabut.
Memang tidak mudah bagi kita untuk merekontruksi pendidikan yang arah dan tujuannya sudah sangat bagus tetapi dalam aplikasinya di kehidupan masyarakat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kalau boleh ditafsirkan, pendidikan kita saat ini hanya mengajar kemampuan intelektualnya saja sedangkan ajaran-ajaran moral mulai dikesampingkan dan itu adalah fakta serta realita yang sesungguhnya di masyarakat.
Coba kita cermati dan renungkan, sekolah yang merupakan lembaga sosial dan bagian dari proses pendidikans serta sebagai proses pembudayaan fungsinya hanya untuk mencerdaskan kemampuan intelektual. Proses pendidikan yang ada ternyata membunuh kreatifitas dan menadikan manusia atau peserta didik sebagai robot yang sekedar menerima tranmisi nilai-nilai kebudayaan yang ada. Peserta didik dijadikan subyek eksploitasi oleh kekuasaan diluar pendidikan, akibatnya seperti yang terjadi didalam masyarakat kita sekarang ini.
Dunia pendidikan kita memang sedang sakit dan sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menyembuhkannyasehingga kita bangkit dan kembali pada pendidikan sebagai proses humanisasi. Dengan demikian keinginan untuk membangun masyarakat yang demokratis, masyarakat yang terbuka, beradab dan toleran bisa tercapai.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

My Future ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO