Wanita dan Pembangunan
Wanita merupakan bagian integral dari mayarakat. Tidak ada emansipasi wanita sejati tanpa adanya emansipasi masyarakat itu sendiri, begitu pula sebaliknya. Wanita adalah sosok yang mempunyai peran sangat penting, baik itu dalam ruang lingkup kehidupan yang terkecil yaitu keluarga, maupun dalam kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Di Indonesia wanita begitu disanjung dan diagungkan sedemikian rupa sehingga mempunyai kebanggaan tersendiri. Meski dalam fakta dan realita yang terjadi sangat bertolak belakang dengan apa yang telah di ungkapkan tersebut.
Dalam catatan sejarah bangsa ini, banyak sekali tokoh-tokoh wanita yang mempunyai peran besar dalam pembangunan. Pada masa kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia tentu kita mengenal siapa itu Pramudiawardhani ataupun Tribhuana Tungga Dewi, mereka adalah sosok wanita yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam pemerintahan dengan menjadi seorang Ratu yang memimpin kerajaan. Kemudian pada masa negeri ini dijajah oleh pemerintahan kolonial Belanda, muncul tokoh-tokoh wanita yang menjadi inspirator untuk berjuang melawan penjajahan seperti Tjut Nyak Dien, Christina Martha Tiahahu dan lain-lain. Bahkan pada masa itu pula lahir seorang tokoh besar bagi negeri ini, dia adalah Kartini, seorang wanita yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kaumnya. Bukunya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi inspirasi bagi setiap wanita untuk menjadi seseorang yang memiliki integritas, memaksimalkan kemampuannya dan menjadi wanita yang tidak selalu diremehkan keberadaannya.
Memang wanita Indonesia saat ini semakin maju, makin banyak wanita yang menduduki posisi penting dan masuk dalam bidang-bidang yang secara tradisi selalu menjadi milik kaum laki-laki. Bahkan, Negara ini pernah dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri, seorang presiden wanita Indonesia pertama. Tetapi ternyata hal itu belum cukup untuk memperjuangkan aspirasi dan hak-hak wanita Indonesia. Masih banyak sekali kaum wanita yang menjadi korban-korban penindasan dan eksploitasi berlebihan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Wanita-wanita Indonesia saat ini dihadapkan pada tekanan-tekanan hidup yang membuat wanita itu ikut menanggung beban keluarga. Banyak sekali para wanita yang ikut bekerja membantu suami untuk menghidupi keluarga dengan seluruh kemampuannya. Disinilah beratnya tekanan yang dihadapi oleh wanita, selain harus berperan dalam keluarga sebagai peñata rumah tangga, wanita juga harus menghadapi kenyataan untuk mencari nafkah bagi keluarga. Belum lagi bila ada kejadian-kejadian yang menimpa para wanita, seperti kekerasan dalam rumah tangga, atau pun kekerasan yang dialami saat ia bekerja. Kondisi ini tentu memprihatinkan. Kita masih ingat bagaimana para tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja diluar negeri begitu dilecehkan, ada yang diperkosa majikannya sendiri, kemudian disiksa dan berbagai bentuk pelecehan lainnya. Bahkan yang sangat menyedihkan adalah perdagangan manusia dimana sebagian besar obyeknya adalah para wanita.
Ironis, apa yang terjadi pada kaum wanita telah menodai segala pengagungan terhadap wanita itu sendiri, yang pada akhirnya kata-kata indah sanjungan terhadap wanita hanyalah suatu pengagungan terhadap system, bukan pada wanita itu sendiri.
Dalam catatan sejarah bangsa ini, banyak sekali tokoh-tokoh wanita yang mempunyai peran besar dalam pembangunan. Pada masa kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia tentu kita mengenal siapa itu Pramudiawardhani ataupun Tribhuana Tungga Dewi, mereka adalah sosok wanita yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam pemerintahan dengan menjadi seorang Ratu yang memimpin kerajaan. Kemudian pada masa negeri ini dijajah oleh pemerintahan kolonial Belanda, muncul tokoh-tokoh wanita yang menjadi inspirator untuk berjuang melawan penjajahan seperti Tjut Nyak Dien, Christina Martha Tiahahu dan lain-lain. Bahkan pada masa itu pula lahir seorang tokoh besar bagi negeri ini, dia adalah Kartini, seorang wanita yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kaumnya. Bukunya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi inspirasi bagi setiap wanita untuk menjadi seseorang yang memiliki integritas, memaksimalkan kemampuannya dan menjadi wanita yang tidak selalu diremehkan keberadaannya.
Memang wanita Indonesia saat ini semakin maju, makin banyak wanita yang menduduki posisi penting dan masuk dalam bidang-bidang yang secara tradisi selalu menjadi milik kaum laki-laki. Bahkan, Negara ini pernah dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri, seorang presiden wanita Indonesia pertama. Tetapi ternyata hal itu belum cukup untuk memperjuangkan aspirasi dan hak-hak wanita Indonesia. Masih banyak sekali kaum wanita yang menjadi korban-korban penindasan dan eksploitasi berlebihan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Wanita-wanita Indonesia saat ini dihadapkan pada tekanan-tekanan hidup yang membuat wanita itu ikut menanggung beban keluarga. Banyak sekali para wanita yang ikut bekerja membantu suami untuk menghidupi keluarga dengan seluruh kemampuannya. Disinilah beratnya tekanan yang dihadapi oleh wanita, selain harus berperan dalam keluarga sebagai peñata rumah tangga, wanita juga harus menghadapi kenyataan untuk mencari nafkah bagi keluarga. Belum lagi bila ada kejadian-kejadian yang menimpa para wanita, seperti kekerasan dalam rumah tangga, atau pun kekerasan yang dialami saat ia bekerja. Kondisi ini tentu memprihatinkan. Kita masih ingat bagaimana para tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja diluar negeri begitu dilecehkan, ada yang diperkosa majikannya sendiri, kemudian disiksa dan berbagai bentuk pelecehan lainnya. Bahkan yang sangat menyedihkan adalah perdagangan manusia dimana sebagian besar obyeknya adalah para wanita.
Ironis, apa yang terjadi pada kaum wanita telah menodai segala pengagungan terhadap wanita itu sendiri, yang pada akhirnya kata-kata indah sanjungan terhadap wanita hanyalah suatu pengagungan terhadap system, bukan pada wanita itu sendiri.
1 Comentário:
Wah, kalo aku mah sering di zalimi wanita...he
Posting Komentar